Kamis, 22 November 2012

ANALISIS FILM THE RON CLARK STORY

ANALISIS FILM THE RON CLARK STORY

A.    Nama Tokoh dan Perwatakannya
1.    Ron Clark : seorang guru yang sangat cerdas, pantang menyerah, penyayang,  inovatif, kreatif dan bersemangat.
2.    Tayshawn : siswa yang berjiwa keras, pemberani, acuh.
3.    Shameika : siswa yang keras, pemberani, berjiwa pemimpin, sifatnya keibuan.
4.    Principal Turner : kepala sekolah yang egois, kurang bijaksana.
5.    Marissa Vega : rekan kerja yang baik,cantik, pekerja keras, jago akting.
6.    Julio Vazquez: siswa yang suka mencuri, suka taruhan, pintar main kartu.
7.    Ron Clark Sr. : ibu ron clark yang penyayang, baik hati, dan bijaksana.
8.    Badriyah : siswa yang pemalu, pendiam, pintar, rajin baca buku.
9.    Arena Raquel : siswa yang kalem dan suka tidur di kelas.
10.    Badriyah's Father: ayah yang mengekang anak, tidak demokratis, otoriter.
11.    Jean Clark : ayah ron clark yang penyayang dan bijaksana.
12.    Doretha Wallace : ibu shamaika yang pekerja keras dan bijaksana.
13.    Hadley : teman ron clark di cafe.
14.    Alita Sanchez : siswa yang cuek.
15.    Yolanda : resepsionis hotel yang sibuk, baik dan tegas.

B.    Permasalahan
Permasalahan yang ada dalam film ini yaitu:
1.    Bagaimana mengajar siswa dengan karakteristik berbeda-beda yang malas untuk belajar seperti tidak mempunyai cita-cita.
2.    Bagaimana supaya siswa yang berasal dan dilabel dengan kelas terburuk dan terendah agar bisa lulus ujian nasional dan juga menghadapi kepala sekolah
3.    Selain itu, muncul juga masalah dari Mr. Turner yang merupakan kepala sekolah di SD tersebut. Ia merasa kurang cocok dengan gaya pembelajaran yang dilakukan oleh Mr. Clark, bahkan dia sempat menekan Mr. Clark dengan mengatakan “My school, my rule, my way”. Mr. Turner pun juga hanya berorientasi pada nilai dan kelulusan seluruh siswanya, sehingga ia kurang percaya dengan metode yang dilakukan oleh Mr. Clark dan terus menuntut agar seluruh siswanya lulus.

C.    Solusi atau Upaya Mengatasi Masalah Tersebut
1.    Mr. Clark melakukan adaptasi dengan siswa didalam kelas dengan cara memberikan aturan dari Mr. Clark dimana aturannya yang pertama yaitu kita adalah keluarga, yang kedua adalah kita saling menghormati, dan yang ketiga adalah kita akan masuk dan keluar kelas dengan cara berbaris.
2.    Melakukan observasi dan pendekatan kepada orangtua agar bisa diajak bekerjasama dalam pekerjaan rumah dan memberikan pengajaran tambahan di rumah.
3.    Melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang menyenangkan agar anak termotivasi untuk belajar seperti yang dilakukan Mr. Clark diantaranya:
a.    Menggunakan berbagai media gambar didalam kelas
b.    Bercerita dengan memberi tema pada situasi pembelajaran
c.    Menggunakan media musik untuk menghapal pembelajaran
4.    Melakukan pendekatan individual dengan siswa-siswanya agar lebih dekat dan siswa merasa terbuka, tidak canggung, dan bisa masuk kedunia siswa-siswanya.

D.    Kelebihan dan Kekurangan Mr. Clark
Mr. Clark adalah seorang guru yang dapat melihat potensi-potensi kecerdasan dan bakat  yang dimiliki oleh para siswanya dengan baik. Bahkan kini ia dapat membuat siswa-siswannya mulai untuk mencintainya. Dia bekerja keras untuk membuat para siswanya dapat belajar Dengan baik. Dia meluangkan waktunya untuk memberikan pelajaran tambahan bagi para siswanya secara privat. Bahkan sampai-sampai dia tidak menghiraukan kondisi kesehatannya. Ketika waktu tinggal beberapa pekan sebelum Ujian nasional dilakukan, berbagai macam usaha dan kerja keras telah dilakukan Mr. Clark, pikirannya semakin mendapatkan tekanan hebat dan tenaganya terforsir, hingga membuat badannya dalam kondisi yang tidak baik. Ketika ia harusnya dirawat di rumah sakit dia masih saja nekat mengajar. Hingga ia jatuh pingsan ketika mengajar di Depan kelas. Ketika seorang guru dirawat di rumah sakit, tentu saja proses pembelajaran di kelasnya pun akan terhenti. Namun tidak demikian pada kelas Mr. Clark, dia tetap mengajar siswanya dengan menggunakan rekaman videonya dari Rumah sakit. Dibantu oleh Maurice, Clark mebuat  video guna diberikan pada siswanya di kelas. Sungguh seorang guru yang luar biasa. Seminggu sebelum Ujian Nasional Mr. Clark sudah masuk kembali ke kelasnya. Dia hanya sekedar mengulang dan memberikan penguatan-penguatan pada siswanya agar mereka bisa melaksanakan ujian nasional dengan tenang.

E.    Nilai –nilai/ metode / strategi yang dilakukan Mr. Clark
Nilai-nilai yang diterapkan oleh Mr. Clark yaitu dengan menerapkan kepada siswa-siswanya bahwa kita semua adalah keluarga, dimana keluarga adalah tempat untuk saling menghormati, memberi dukungan, dan menyayangi. Adapun metode atau stategi yang dilakukan Mr. Clark yaitu menggunakan metode-metode yang lain daripada yang lain. Dia menggunakan metode yang disukai dan dapat membuat siswanya merasa nyaman dan senang selama proses pembelajaran. Entah dengan menggunakan radio tape, berjalan jalan, bergaya slengekan, bahkan ia tak sungkan untuk duduk di atas meja dimana biasanya hal itu adalah hal yang tidak sopan, apalagi jika dilakukan oleh seorang guru. Dia mencoba mendalami siswa siswanya yang memiliki masalah satu per satu kemudian dia berusaha menanganinya. Dia rela mengorbankan waktunya untuk membantu siswanya agar dapat belajar dan menjadi lebih baik lagi.

F.    Kesimpulan
Kesimpulan yang bisa diambil untuk seorang Guru dari film ini yaitu:
1.    Guru harus memahami karakteristik dan kebutuhan siswanya
2.    Jadilah Guru yang menyukai tantangan dalam mengajar jangan mudah menyerah dan putus asa
3.    Guru harus bisa memotivasi siwanya untuk belajar
4.    Guru harus bisa melakukan pendekatan secara individual dengan siswa
5.    Guru harus bisa bekerja sama dengan kepala sekolah, orangtua dalam merancang suatu program pembelajaran bagi siswanya, sehingga program yang diberikan disekolah bisa sejalan dengan program atau kebiasaan yang dilakukan dirumah.
6.    Guru harus kreatf, solutif, dan inovatif.
7.    Guru harus pandai memberikan reinforcement baik yang positif maupun negatif kepada siswa
8.    Guru harus bisa memanfaatkan setiap kondisi sebagai media belajar bagi siswa, sehingga dimana saja siswa bisa belajar
9.    Guru jangan pernah malu utuk mengatakan “saya belajar dari kalian, dan kalian belajar dari saya”.
10.    Guru harus menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan dan harus selalu menghargai kemampuan sekecil apapun yang dimiliki siswanya.

Kamis, 18 Oktober 2012

Pengertian Tunarungu


1.             PENGERTIAN DAN KONSEP DASAR TUNA RUNGU

Banyak istilah yang sudah kita kenal untuk anak yang mengalami kelainan pendengaran, misalnya dengan istilah : “Tuli, bisu, tunawicara, cacat dengar, kurang dengar, ataupun tunarungu”. Istilah-istilah dan pandangan tersebut tidak semuanya benar, sebab pengertiannya masih kabur dan tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Istilah lain yang sekarang lazim digunakan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan luar biasa adalah tunarungu.
Istilah tunarungu diambil dari kata “Tuna” dan “Rungu”. Tuna artinya kurang dan Rungu artinya pendengaran. Orang atau anak dikatakan tunarungu apabila ia tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara.
Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu mendengar. Sedangkan seseorang yang kurang dengar adalah seseorang yang biasanya dengan menggunakan alat bantu mendengar, sisa pendengarannya cukup memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa melalui pendengaran.
Andreas Dwidjosumarto dalam seminar ketunarunguan di Bandung (1988) mengemukakan ”Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai perangsang terutama melalui indera pendengaran”.
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut ternyata didasarkan pada beberapa sudut pandang, ada yang melihat dari segi pedagogis dan medis, ada yang berdasarkan pengelompokkan dengan batas yang telah ditentukan secara internasional, ada pula yang mengelompokkan tetapi tidak menentukan batas kehilangan kemampuan mendengarnya namun menjelaskan secara gamblang bahwa seseorang yang dalam kondisi tertentu dikatakan tunarungu.
Dari beberapa batasan yang dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian anak tunarungu, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengaran, sehingga ia tidak dapat menggunakan alat pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks.
Dampak terhadap kehidupannya secara kompleks mengandung arti bahwa akibat ketunarunguan maka perkembangan anak menjadi terhambat, sehingga menghambat terhadap perkembangan kepribadian secara keseluruhan misalnya perkembangan inteligensi, emosi dan sosial.     
Yang perlu diperhatikan dari ketunarunguan ialah hambatan data berkomunikasi, sedangkan komunikasi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan bahwa anak tunarungu tidak dapat mendengar membuatnya mengalami kesulitan untuk memahami bahasa yang diucapkan oleh orang lain., dan karena mereka tidak dapat mengerti bahasa secara lisan atau oral maka mereka tidak dapat bicara jika mereka tidak dilatih bicara.
Ketidakmampuan bicara pada anak tunarungu merupakan ciri khas yang membuatnya berbeda dengan anak normal. Yang dapat memungkinkan anak tunarungu dapat berbicara dan merupakan faktor mendasar ialah pengenalan terhadap apa yang bisa memungkinkan belajar berbicara dari orang disekelilingnya. Mereka harus mengerti bahasa yang diucapkan oleh orang lain. Mereka juga tahu jika berbicara adalah hal yang sangat berguna dalam kehidupannya walaupun hal tersebut memerlukan latihan dalam waktu yang cukup lama. Untuk itu para pendidik perlu memberikan pengertian kepada orangtua bahwa anak tunarungu perlu mengerti dulu bahasa sebelum mereka belajar berbicara.
Anak yang normal pendengarannya memahami bahasa melalui pendengarannya dalam waktu berbulan-bulan sebelum mereka mulai berbicara. Orang yang mendengar pun memerlukan waktu untuk mengerti bicara orang lain. Apalagi anak tunarungu untuk memahami bahasa tidak selancar anak mendengar, dan untuk memahami bicara harus melalui tahapan-tahapan latihan tertentu.
Akibat kurang berfungsinya pendengaran, anak tunarugu mengalihkan pengamatannya kepada mata, maka anak tunarungu disebut sebagai “Insan Pemata”. Melalui mata anak tunarungu memahami bahasa lisan atau oral, selain melihat gerakan dan ekspresi wajah lawan bicaranya mata anak tunarungu juga digunakan untuk membaca gerak bibir orang yang berbicara. Pada anak mendengar hal tersebut tidak terlalu penting, tetapi pada anak tunarungu untuk dapat memahami bahasa sangatlah penting. Dengan alasan tersebut anak tunarungu lebih banyak membutuhkan waktu. Berapa banyak waktu yang dibutuhkan oleh anak tunarungu untuk belajar memahami bahasa orang lain dan untuk belajar berbicara. Hal ini tergantug kepada kemampuan masing-masing individu serta bantuan dari orang-orang disekelilingnya.
Kelainan pendengaran atau ketunarunguan secara fisik tidak terlihat dengan jelas jika dibandingkan dengan tunanetra dan tunadaksa. Hal ini kadang-kadang menguntungkan tetapi kadang-kadang teka-teki bagi orang yang tidak ada hubungannya dengan anak tunarungu, sehingga sering kali menimbulkan sikap yang merugikan, menyakiti atau bersikap kejam terhadap anak.

2.             FAKTOR PENYEBAB TUNARUNGU

Secara umum penyebab ketunarunguan dapat terjadi sebelum lahir (prenatal) ketika lahir (natal) dan sesudah lahir (post natal). Banyak para ahli mengungkap tentang penyebab ketulian dan ketunarunguan, tentu saja dengan pandang yang berbeda dalam penjabarannya.
Trybus (1985) mengemukakan enam penyebab ketunarunguan pada anak di Amerika Serikat yaitu :
a.              Keturunan
b.             Campak Jerman dari pihak ibu
c.              Komplikasi selama kehamilan dan kelahiran
d.             Radang selaput otak (meningitis)
e.              Otitis media (radang pada bagian telinga tengah)
f.              Penyakit anak-anak, radang dan luka-luka
Dari hasil penelitian, kondisi-kondisi tersebut hanya 60% penyebab dari kasus-kasus ketunarunguan  pada masa anak-anak. Meskipun sudah banyak alat-alat diagnose yang  canggih, namun masih belum dapat menentukan penyebab ketunarunguan yang 40% lagi. Dan ternyata campak Jerman dari pihak ibu, keturunan, komplikasi selama kehamilan dan kelahiran adalah penyebab yang lebih banyak.
Untuk lebih jelasnya factor-faktor penyebab ketunarunguan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1.        Faktor dalam diri anak
1)   Disebabkan oleh faktor keturunan dari salah satu atau kedua orangtuanya yang mengalami ketunarunguan,
2)   Ibu yang sedang mengandung menderita penyakit Campak Jerman (Rubella),
3)   Ibu yang sedang mengandung menderita keracunan darah atau Toxaminia.
2.        Faktor luar diri anak  
1)   Anak mengalami infeksi pada saat dilahirkan atau kelahiran. Misal, anak terserang Herpes Implex,
2)   Meningitis atau radang selaput otak,
3)   Otitis media (radang telinga bagian tengah),
4)   Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat mengakibatkan kerusakan alat pendengaran bagian tengah dan dalam.